Selasa, 29 November 2011

Jejak Kehidupan Purba di Gua Uhallie Kabupaten Bone

Gambar anoa
Gambar telapak tangan
(Bone) Jejak kehidupan purba baru-baru ini ditemukan di sebuah gua di balik perbukitan Desa Langi, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Di balik perbukitan tersebut, tersimpan situs prasejarah berupa lukisan yang dibuat oleh manusia purba yang lazim disebut “rock art painting”. Setelah diamati, lukisan-lukisan tersebut mirip dengan lukisan yang terdapat di Gua Prasejarah Leang-Leang yang terletak di Kabupaten Maros. 

Gambar babi rusa dan anoa
Gua tersebut bernama “Gua Uhallie” atau yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “gua wali”. Di dalam gua ditemukan lukisan telapak tangan, lukisan hewan mirip babi rusa dan anoa, serta mata panah. Jika dibandingkan dengan Gua Leang-Leang di Kabupaten Maros, maka jumlah lukisan di Gua Uhallie lebih banyak. 

Penelusuran Tim Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala dan Arkeologi Universitas Hasanuddin menemukan 99 lukisan telapak tangan, enam lukisan anoa, dan dua lukisan babi rusa. Lukisan pada gua ini merupakan peninggalan zaman mesolitik, yaitu masa manusia sudah mengenal hidup menetap di gua-gua.

Gua Uhallie saat ini masih sangat sulit untuk ditempuh. Cara satu-satunya hanya dapat dilalui dengan sepeda motor, karena medan cukup terjal dengan beberapa tanjakan dan penurunan. Letak gua tersebut sekitar 120 kilometer dari Kota Watampone. Setelah tiba di Dusun Kalukue, Kecamatan Bonto Cani, perjalan masih harus dilakukan 2 jam dengan jalan kaki untuk sampai di Gua Uhallie dengan melintasi sungai dan areal persawahan. 

Gua Uhallie dahulu adalah tempat untuk persembunyian warga setempat saat DI/TII bergejolak di Sulawesi Selatan. Warga mengungsi untuk mencari aman hingga keperbukitan dan gua. Penemuan kembali Gua Uhallie setelah salah seorang warga bernama Awaluddin berburu babi hutan 2 Oktober lalu, dan secara tidak sengaja melihat lukisan-lukisan tersebut.

Lukisan prasejarah yang terpatri di dinding Gua Uhallie kini dijadikan sebagai objek penelitian arkeolog-arkeolog Universitas Hasanuddin. Dan hasilnya diharapakan dapat menambah kekayaan ilmu pengetahuan di bidang arkeologi.


Sumber informasi: Harian Fajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar