Minggu, 16 Oktober 2011

Malcolm X untuk Pemula

Malcolm X untuk Pemula
Buku ini menggambarkan sebuah biografi Malcolm X, dan bagi saya cara penuturannya begitu mengalir dimana narasi dipadu dengan gambar yang sepadan. Buku ini seolah-olah lebih mengarah sebagai komik, tetapi bukan komik. 

Hal yang bisa saya tangkap dari buku ini, Malcolm X lahir pada tanggal 19 Mei 1925 di Omaha, Nebraska. Di masa kecil, Malcolm X menghadapi kehidupan yang sangat keras bahkan menyedihkan. Ayahnya meninggal dunia diduga dibunuh, dan ibunya gila akibat depresi.

Malcolm X menjalani kehidupan yang hampir seluruh kulit putih masyarakat Amerika sangat rasis terhadap kaum kulit hitam dan Malcolm X adalah salah satu dari kaum kulit hitam. Malcolm X pernah di penjarah dengan hukuman 10 tahun, akibat dari tindakan pergaulannya di masyarakat dan tekanan kehidupan. Saat bebas setelah mendekam di penjara selama 7 tahun, dia sadar ketika bertemu dengan Elijah Muhammad mengenai kehidupan dan bergabung dalam sebuah organisasi besar yaitu Nation of Islam.

Melalui organisasi tersebut, dia berusaha untuk mengangkat derajat kaum kulit hitam yang selanjutnya mereka tidak lagi ingin disebut sebagai kaum negro tetapi afro-amerika. Selama ini di Amerika, kaum kulit hitam telah melayani kaum kulit putih selama 400 tahun, dan kulit hitam sebagian besar dipidana penjara tanpa melalui persidangan.

Perjuangan untuk itu terus dilakukan, baik melalui pidato-pidatonya maupun menggugat Amerika telah melanggar Piagam Hak Asasi Manusia PBB. Ia merasa bahwa ketidakadilan fanatisme, rasisme, dan prasangka dapat disejajarkan dengan kejahatan perang. Kemudian, Malcolm X keluar dari Nation of Islam dan membentuk organisasi baru yaitu Muslim Mosque, Inc. dan Organization Afro-America Unity dengan harapan organisasi ini dapat mengguncangkan dunia.

Upaya-upaya serta perjuangan Malcolm X melalui gugatan ke Mahkamah Internasional tidak berhasil. Namun, itu semua tidak menghentikan tekadnya, dan dia pernah berkata “Jika kita tidak melindungi diri kita sendiri, maka tidak ada orang lain yang akan melakukannya, apa lagi polisi”. Dan “saatnya orang kulit hitam mengurusi dirinya sendiri”.
 
Malcolm X Berpidato
Malcolm X tetaap semangat untuk berjuang melaui pidato-pidatonya, sampai akhir hayatnya dia ditembak mati ketika menyampaikan pidato di sebuah pertemuan kecil. Pesan terkahirnya adalah, “Rawatlah anak-anak, mereka harapan terakhir Amerika, sedangkan orang dewasa sudah terlambat.”

Malcolm X adalah pangeran yang bersinar dan diagungkan sebagai kebanggaan kaum kulit hitam.(arsyad_shawir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar